Senin, 28 November 2011

overflow-melangkah di tengah cacian (overflow. oleh:Bagas)

aku sendiri dalam pekat malam gelap dan curam.
tiada satu pun bentuk dan abstrak  yang terlihat di kedua bola  mataku.
berjalan di tengah jalan berjurang,
membuatku semakin tak berdaya.
ku berdiam menghantam semua kata-kata yang terdengar.
ku coba tabah menghadang cacian-cacian yang terlontar.
hingga kini tiada sepercik cahaya menghadap jalan terang.
hingga kini ku anggap diriku sebongkah diriku sebongkah sampah di tengah udara segar.
entah sampai kapan aku akan terus seperti ini..!
entah sampai kapan aku akan terus begini..!
bersedih ku melihat sosok yang kecewa karenaku..!
tak satupun hal yang membuatnya tersenyum bangga padaku..
dan mengapa tiada satu pun yang pernah menganggapku ada?
aku hanya bisa terdiam dan tersenyum lebar.
mungkin masa dan waktu akan menjawab semua pertanyaan ini..
aku yakin dan percaya tentang takdir dan harapan.
proses dimana aku menjadi mahkluk sejat...

overflow_monolog di ujung batas (overflow. oleh Bagas)

saat angan yang tersirat dalam sebuah bentuk abstrak.
dan sebuah bentuk semu yang tergambar secara nyata.
teringat,tergambar,datang dan pergi di dalam sebuah memori.
bayangan wajah,rupa dan wujudnya selalu ada di tengah luapanku.
bayangan yang telah merubah semua jalan fikiranku.
bayangan yang terus mengajarkan arti sebuah kebenaran.
satu bentuk yang telah membuatku merasakan cinta.
satu bentuk yang telah mengajarkan rasa sayang.
tetapi semua telah hilang tak berbekas.
seakan melihat sepasang bintang terang di kedua mataku.
aku terima kesedihanku.
aku bahagia dengan senyumnya.
tak akan terungkap dan tak akan terbalas.

goresan tinta ini,tentang seseorang yang telah menginspirasiku.
semua pusat ini tercipta karenanya.
untuk cerita berteteskan air mata.
untuk epilo yang rancu,tak terjawab.
cerita tentang harapan seusai senja.
tentang monolog di ujung batas.